Pentingnya Menanamkan High Order Thinking Skills (HOTS) Pada Peserta Didik

ANTON HILMAN,S.Pd, M.Pd
GURU SDN 08 TAROK DIPO KOTA
BUKITTINGGI
Banyaknya
masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti, tawuran, seks bebas,
narkoba dan perilaku menyimpang lainnya, hingga permasalahan yang muncul dalam
proses pembelajaran itu sendiri. Permasalahan ini harus segera diatasi, hingga
tidak menjadi kebiasaan bagi peserta didik sampai mereka dewasa nantinya. Kalau
tetap dibiarkan, maka generasi bangsa akan mudah terpengaruh dengan
budaya-budaya negatif yang muncul, salah satunya seperti tingginya tingkat
Korupsi , Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Pertanyaannya
adalah, bagaimana Pendidikan mampu menanggulangi permasalahan ini? Banyak sekali hal-hal yang perlu diperbaiki
dalam proses pendidikan kita saat ini, salah satunya merubah “Pengajar menjadi
Pembelajaran” dalam artinya merubah sistem pembelajaran dari Teacher Centered Learning (TCL) menjadi Student
Centered Learning (SCL).
SCL dipercaya sangat
efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran guna meraih hasil belajar peserta didik secara optimal. SCL merupakan sebuah model
pembelajaran yang memfasilitasi para peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan ini dilakukan
dengan membaca buku-buku teks, membaca buku-buku digital dalam komputer, mencari
bahan dari sumber-sumber online, dan mendiskusikan informasi yang diperoleh di
dalam kelas. Selain belajar dengan banyak sumber, proses ini memungkinkan peserta
didik belajar dengan senang hati dan dapat menikmati setiap prosesnya, baik di
dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran SCL
yang saat ini menjadi konsep dalam kurikulum 2013 merujuk kepada pembelajaran
konstruktivisme, dimana pengetahuan yang dibentuk peserta didik merupakan hasil
dari konstruksi pemikirannya dan interaksinya dengan objek, fenomena,
pengalaman dari lingkungan mereka. Sejalan dengan Poedjiadi (2005 :70) yang mengatakan bahwa “konstruktivisme bertitik
tolak dari pembentukan pengetahuan, dan rekonstruksi pengetahuan adalah
mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau
dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan
lingkungannya”. Melalui pembelajaran berbasis SCL ini, maka kan semakin
mengasah kemampuan peserta didik untuk memiliki High Order Thinking Skills (HOTS) yang artinya keterampilan
berpikir dan bernalar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang rumit dan atau
memecahkan suatu kasus atau masalah. Ranah kognitif yang dikemukakan oleh
Anderson, Dkk (2001) merevisi ranah kognitif sebelumnya dari bloom. Anderson
membagi menjadi 2 bagian yaitu : (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand);
(3) mengaplikasikan (apply); termasuk
dalam kategori kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) dan (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create) termasuk dalam kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Oleh
karena itu, dapat kita simpulkan bahwa Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS), merupakan salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh
peserta didik untuk menghadapi tantangan era global yang sudah ada di depan
mata. Untuk itu, diharapkan guru dan lembaga pendidikan merencanakan setiap
proses pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan HOTS peserta didik untuk pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan keterampilan
inovatif. Karena di dalam pembelajaran guru
merupakan sumber pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik dan bertanggung jawab untuk membentuk siswa menjadi
individu yang siap menjadi tenaga kerja modern yang memiliki pemikiran kritis,
kreatif, komunikator yang kompeten, dan pemecah masalah yang baik.
Wah, tulisan pak guru memang keren
BalasHapusMaterinya sangat membantu, terimakasih pak guru.
BalasHapusSemoga teori ini bisa diimplementasikan dikelas kita masing-masing ya pak guru.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap pak guru,sangat edukatif 👏
BalasHapusLuar biasa Pak Anton...
BalasHapusBagus sekali narasinya pak guru, sangat edukatif & harus diketahui oleh semua yg berprofesi sebagai guru agar dapat mengamalkan kurikulum 2013 ini. Hanya saja perlu memperhatikan kata kerjanya seperti tertulis merubah, seharusnya mengubah yg diambil dr kata dasar ubah. Kalau merubah diambil dari kata dasar rubah, sementara rubah itu adalah hewan.
BalasHapusSemangat ya pak guru.
Luar biasa pak 👏👏👏
BalasHapus