Senin, 25 November 2019



Pentingnya Menanamkan High Order Thinking Skills (HOTS) Pada Peserta Didik
 ANTON HILMAN,S.Pd, M.Pd
                    GURU SDN  08 TAROK DIPO KOTA BUKITTINGGI

Banyaknya masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan seperti, tawuran, seks bebas, narkoba dan perilaku menyimpang lainnya, hingga permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran itu sendiri. Permasalahan ini harus segera diatasi, hingga tidak menjadi kebiasaan bagi peserta didik sampai mereka dewasa nantinya. Kalau tetap dibiarkan, maka generasi bangsa akan mudah terpengaruh dengan budaya-budaya negatif yang muncul, salah satunya seperti tingginya tingkat Korupsi , Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Pertanyaannya adalah, bagaimana Pendidikan mampu menanggulangi permasalahan ini?  Banyak sekali hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pendidikan kita saat ini, salah satunya merubah “Pengajar menjadi Pembelajaran” dalam artinya merubah sistem pembelajaran dari Teacher Centered Learning (TCL)  menjadi Student Centered Learning (SCL).
SCL dipercaya sangat efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran guna meraih hasil belajar peserta didik secara optimal. SCL merupakan sebuah model pembelajaran yang memfasilitasi para peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan ini dilakukan dengan membaca buku-buku teks, membaca buku-buku digital dalam komputer, mencari bahan dari sumber-sumber online, dan mendiskusikan informasi yang diperoleh di dalam kelas. Selain belajar dengan banyak sumber, proses ini memungkinkan peserta didik belajar dengan senang hati dan dapat menikmati setiap prosesnya, baik di dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran SCL yang saat ini menjadi konsep dalam kurikulum 2013 merujuk kepada pembelajaran konstruktivisme, dimana pengetahuan yang dibentuk peserta didik merupakan hasil dari konstruksi pemikirannya dan interaksinya dengan objek, fenomena, pengalaman dari lingkungan mereka. Sejalan dengan Poedjiadi (2005 :70) yang  mengatakan bahwa “konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan, dan rekonstruksi pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya”. Melalui pembelajaran berbasis SCL ini, maka kan semakin mengasah kemampuan peserta didik untuk memiliki High Order Thinking Skills (HOTS) yang artinya keterampilan berpikir dan bernalar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang rumit dan atau memecahkan suatu kasus atau masalah. Ranah kognitif yang dikemukakan oleh Anderson, Dkk (2001) merevisi ranah kognitif sebelumnya dari bloom. Anderson membagi menjadi 2 bagian yaitu : (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); termasuk dalam kategori kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) dan (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create) termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), merupakan salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi tantangan era global yang sudah ada di depan mata. Untuk itu, diharapkan guru dan lembaga pendidikan merencanakan setiap proses pembelajaran untuk menumbuhkan keterampilan HOTS peserta didik untuk pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan keterampilan inovatif.  Karena di dalam pembelajaran guru merupakan sumber pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik  dan bertanggung jawab untuk membentuk siswa menjadi individu yang siap menjadi tenaga kerja modern yang memiliki pemikiran kritis, kreatif, komunikator yang kompeten, dan pemecah masalah yang baik.

8 komentar:

  1. Materinya sangat membantu, terimakasih pak guru.

    BalasHapus
  2. Semoga teori ini bisa diimplementasikan dikelas kita masing-masing ya pak guru.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Bagus sekali narasinya pak guru, sangat edukatif & harus diketahui oleh semua yg berprofesi sebagai guru agar dapat mengamalkan kurikulum 2013 ini. Hanya saja perlu memperhatikan kata kerjanya seperti tertulis merubah, seharusnya mengubah yg diambil dr kata dasar ubah. Kalau merubah diambil dari kata dasar rubah, sementara rubah itu adalah hewan.
    Semangat ya pak guru.

    BalasHapus